Text
[TESIS] HUBUNGAN MINDFULNESS DENGAN SUBJECTIVE WELLBEING DENGAN MEDIASI REGULASI EMOSI PADA MAHASISWA
Hubungan Mindfulness dengan Subjective Well-Being dengan
Mediasi Regulasi Emosi Pada Mahasiswa
Mahasiswa merupakan kelompok yang rentan terhadap perubahan
subjective well-being. Mindfulness pada mahasiswa dapat membantu mereka
dalam menghadapi berbagai kesulitan selama masa perkuliahan. Berbagai
penelitian terkait mindfulness menunjukkan bahwa mindfulness dapat
meningkatkan subjective well-being. Meskipun begitu, masih diperlukan
penelitian lebih lanjut untuk menjelaskan pengaruh mindfulness terhadap
subjective well-being. Penelitian ini bertujuan untuk mengukur peran strategi
regulasi emosi sebagai mediator dalam pengaruh mindfulness terhadap subjective
well-being pada mahasiswa. Penelitian dilakukan pada 410 mahasiswa jenjang
sarjana (18-25 tahun). Pengambilan data dilakukan dengan melakukan
penjaringan data kuesioner secara daring. Trait mindfulness diukur dengan Five
Facet of Mindfulness Questionnaire (Baer et al., 2006), strategi regulasi emosi
yang terdiri dari cognitive reappraisal dan expressive suppression diukur dengan
Emotion Regulation Questionnaire (Gross & John, 2003), dan subjective wellbeing diukur dengan Satisfaction with Life Scale (Diener, 1985) dan Positive and
Negative Affect Scale (Watson, 1988). Pengujian mediasi dilakukan dengan
bantuan SmartPLS 3.0 (Ringle et al., 2015). Berdasarkan hasil pengujian,
ditemukan bahwa terdapat peran mediasi strategi regulasi emosi dalam pengaruh
mindfulness terhadap subjective well-being. Cognitive reappraisal memiliki peran
mediasi dalam pengaruh observation dan nonreactivity terhadap kepuasan hidup
dan pengalaman afek positif (ß = 0,029, p < 0,05, CI [0,007 , 0,057], ß = 0,029, p
< 0,05, CI [0,006 , 0,059]). Sementara itu, tidak ditemukan peran mediasi
expressive suppression dalam pengaruh mindfulness terhadap subjective wellbeing. Selain itu, ditemukan pengaruh langsung dari dimensi-dimensi mindfulness
(description, act with awareness, nonjudging, nonreactivity) terhadap aspek-aspek
subjective well-being (kepuasan hidup, pengalaman afek positif, dan pengalaman
afek negatif). Hasil penelitian menunjukkan terdapat pengaruh mindfulness
terhadap subjective well-being, baik melalui cognitive reappraisal maupun secara
langsung. Semakin tinggi tingkat mindfulness yang dimiliki mahasiswa, maka
semakin tinggi penggunaan cognitive reappraisal, yang berdampak pada semakin
tingginya subjective well-being pada mahasiswa. Hal ini menunjukkan bahwa
cognitive reappraisal sebagai strategi regulasi emosi dapat menjelaskan
bagaimana mindfulness berkontribusi dalam meningkatkan subjective well-being
pada mahasiswa.
Kata Kunci: mindfulness, regulasi emosi, subjective well-being, mediasi,
mahasiswa
No copy data
No other version available