Text
[SKRIPSI] HUBUNGAN PENERIMAAN DIRI DENGAN SUBJECTIVE WELLBEING PADA MAHASISWA
Mahasiswa yang sedang berada di usia antara 18-25 tahun biasanya mulai mengeksplorasi dirinya,
serta mencoba menemukan konsep diri yang stabil yang mendorong mereka untuk mengembangkan
kecenderunga yang lebih tinggi untuk membandingkan diri mereka dengan orang lain lebih dari
kelompok usia lainnya. Tren saat ini menunjukan mahasiswa memiliki kecenderungan untuk
membandingkan dirinya dengan orang lain, dalam hal prestasi akademik, penampilan fisik, dan
kepuasan hidup secara umum. Hal ini dapat terjadi apabila seseorang tidak memiliki kemampuan
untuk menerima diri mereka sendiri. Puas atau tidaknya seseorang dalam menilai kehidupan yang
dijalaninya merupakan salah satu variabel utama menurut kajian subjective well-being Penelitian
ini bertujuan untuk melihat seperti apa hubungan dari penerimaan diri dan subjective well-being.
Rancangan penelitian yang digunakan yaitu kuantitatif bersifat non-eksperimental dengan metode
korelasional. Teknik pengambilan data dilakukan melalui kuesioner daring, yang sampelnya
didapatkan dengan metode cluster sampling. Jumlah responden penelitian ini (n = 136) adalah
mahasiswa Universitas Padjadjaran. Data diolah menggunakan IBM SPSS Statistics 26 dan
Microsoft Excel. Analisis data menggunakan uji korelasi Spearman dengan hasil statistik
menunjukan hubungan yang signifikan antara penerimaan diri tanpa syarat yang diukur
menggunakan Unconditional Self Acceptance dengan setiap aspek dari subjective well-being, yaitu
aspek kognitif yang dikur menggunakan Satisfaction with Life Scale (r = 0,874) dan aspek afektif
yang diukur menggunakan Positive Affective Negative Affective Schedule (r = 0,805). Hasil
tersebut menyatakan adanya hubungan antara penerimaan diri dengan subjective well-being pada
mahasiswa.
Kata kunci: penerimaan diri tanpa syarat; subjective well-being; mahasiswa; kepuasan hidup; afek.
No copy data
No other version available