Text
[SKRIPSI] STUDI KOMPARASI MARITAL SATISFACTION PADA INDIVIDU DALAM TAHAP LAUNCHING DAN EMPTY NEST DI DKI JAKARTA
"Salah satu tugas perkembangan bagi orang dewasa adalah dengan
mengembangkan hubungan komitmen & intim, salah satunya dengan menikah. Selama
menjalani kehidupan menikah, sebagian besar pasangan akan memiliki anak dan
melewati tahap perkembangan keluarga. Dalam membesarkan anak, sebagian besar
pasangan akan menghadapi masa saat anak pergi dari rumah untuk hidup secara
mandiri, baik untuk berkuliah ataupun menikah. Hal ini berpengaruh terhadap marital
satisfaction pasangan dan beresiko terhadap angka perceraian pasangan. DKI Jakarta
menjadi salah satu tempat dengan kecenderungan tinggi bagi pasangan untuk
melepaskan anaknya untuk pergi dari rumah, dan dengan angka perceraian yang tinggi.
Maka dari itu, peneliti bertujuan untuk mengetahui gambaran umum marital
satisfaction pada individu dalam tahap launching (masih melepaskan anak) dan empty
nest (sudah sepenuhnya melepaskan anak) di DKI Jakarta.
Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian comparative research dengan
metode survei secara online. Pengambilan data dilakukan dengan menggunakan alat
ukur ENRICH Marital Satisfaction Scale (Fowers & Olson, 1993) yang terdiri dari 15
pertanyaan tertutup dan diadaptasi ke dalam bahasa Indonesia. Kuesioner ini memiliki
reliabilitas 0,913 yang menunjukkan bahwa alat ukur ini dapat diandalkan dan
memiliki validitas good fit melalui metode CFA. Partisipan yang terlibat dalam
penelitian ini adalah 52 partisipan yang terdiri dari 27 individu dalam tahap launching
dan 25 individu dalam tahap empty nest di DKI Jakarta.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan
antara pasangan dalam tahap launching dan empty nest di DKI Jakarta yang
berpartisipasi dalam penelitian. Marital satisfaction partisipan dalam tahap launching
dan empty nest masuk ke dalam kategori tinggi, yang berarti perasaan positif terhadap
kehidupan pernikahannya, yang meliputi perasaan bahagia, puas, dan pengalaman
menyenangkan yang dialami bersama pasangannya. Salah satu asumsi penyebab dari
tidak adanya perbedaan tersebut adalah karena sudah adanya kepercayaan dan evaluasi
yang positif terhadap pernikahan, sehingga individu menikah dapat mempertahankan
marital satisfaction secara stabil, dengan dibantu oleh aspek lain seperti enduring
vulnerabilities (tingkat pendidikan, status ekonomi sosial, dan waktu pertama kali
melepaskan anak), adaptive process, dan bagaimana pasangan memandang stressful
events. Dari sepuluh dimensi yang mendukung marital satisfaction, terdapat tiga
dimensi tertinggi yaitu equalitarian roles, conflict resolution, dan children &
parenting.
Kata kunci: kepuasan pernikahan, individu menikah, launching, empty nest"
No copy data
No other version available