Text
[SKRIPSI] HUBUNGAN ANTARA PERCEIVED CONTROL DAN PANIC BUYING SELAMA PANDEMI COVID-19
"Pandemi coronavirus disease (COVID-19) memicu sebuah fenomena
memborong besar-besaran oleh warga, atau disebut juga dengan panic buying.
Panic buying berdampak negatif pada kesejahteraan warga dan perekonomian
negara. Untuk dapat menanggulanginya, perlu diketahui faktor yang
menyebabkannya. Penelitian terdahulu menemukan bahwa rendahnya perceived
control menyebabkan individu untuk melakukan konsumsi utilitarian. Peneliti
tertarik untuk memperbarui penelitian tersebut pada konteks pandemi COVID-19
dan melihat apakah ada korelasi negatif yang signifikan antara perceived control
dan panic buying. Penelitian ini dilakukan pada perempuan dewasa madya
pengguna WhatsApp yang telah menikah dan berdomisili di Pulau Jawa. Teknik
sampling yang digunakan adalah convenience sampling dengan jumlah responden
sebanyak 193 orang. Perceived control diukur dengan alat ukur yang diadaptasi
dari Perceived Personal Control milik Berkenstadt; panic buying diukur dengan
alat ukur Panic Buying Scale milik Lins dan Aquino. Uji korelasi dilakukan untuk
melihat koefisien korelasi antara kedua variabel. Hasil menunjukkan bahwa
perempuan dewasa madya pengguna WhatsApp memiliki perceived control dan
melakukan panic buying yang keduanya tergolong sedang. Tidak ditemukan
korelasi negatif yang signifikan antara perceived control dan panic buying.
Kata kunci: pandemi COVID-19, perceived control, panic buying, perempuan
dewasa madya, WhatsApp"
No copy data
No other version available