Text
[SKRIPSI] HUBUNGAN SUBJECTIVE WELL-BEING IN SCHOOL DENGAN SCHOOL CONNECTEDNESS SISWA SMA NEGERI "X" DI MASA PEMBELAJARAN JARAK JAUH
"Penerapan Pelaksanaan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) sebagai dampak
dari pandemi Covid-19 tentu tidak mudah dan menuntut adanya adaptasi,
terutama pada siswa sebagai pelaku utama. Saat menjalani PJJ, siswa menemui
kondisi pembelajaran yang baru dan juga menemui banyak kendala. Hal ini dapat
menjadi potential stressor bagi siswa, yang nantinya dapat berdampak pada
subjective well-being mereka di sekolah. Terutama pada siswa SMA yang berada
pada rentang usia remaja, subjective well-being ini menjadi hal yang penting
karena remaja memiliki kondisi emosi yang cenderung tidak stabil. Beberapa
penelitian telah menemukan bahwa school connectedness dapat menjadi
protective factors bagi perkembangan siswa, yang nantinya memberikan
well-being yang lebih baik pula pada siswa. Penelitian ini berusaha
menggambarkan hubungan antara subjective well-being in school dengan school
connectedness pada siswa SMA yang menjalani PJJ sejak tahun pertama sekolah.
Penelitian ini menggunakan rancangan non-eksperimental kuantitatif
dengan metode korelasi. Teknik sampling yang digunakan berupa convenience
sampling. Diperoleh sampel sebanyak 100 siswa kelas XI (11) di SMA Negeri
“X” Bandung yang menjalani PJJ sejak tahun pertama sekolah di SMA. Data
penelitian diperoleh melalui alat ukur adaptasi dari Measurement of School
Connectedness (MOSC) dan Brief Adolescents’ Subjective Well-being in School
Scale (BASWBSS) dengan cara menyebarkan kuesioner secara daring. Analisis
data dilakukan menggunakan uji korelasi Spearman’s rho.
Hasil penelitian ini menemukan siswa memiliki school connectedness dan
subjective well-being yang baik di masa PJJ. Ditemukan pula bahwa subjective
well-being dan school connectedness memiliki hubungan yang positif (r = 0.541;
p = 0.000). Seluruh dimensi subjective well-being juga memiliki hubungan positif
dengan school connectedness. Subjective well-being juga memiliki hubungan
positif dengan seluruh school connectedness, dengan korelasi paling tinggi yaitu
dengan belonging diantara dimensi lainnya. Penelitian ini memberikan
kesimpulan bahwa school connectedness menjadi aspek yang krusial untuk
dibangun saat PJJ, dimana siswa dengan school connectedness yang baik
cenderung memiliki subjective well-being yang baik pula. Limitasi dan saran
penelitian disertakan.
Kata Kunci: Subjective Well-being in School, School Connectedness,
Pembelajaran Jarak Jauh, Siswa SMA"
No copy data
No other version available