Text
[SKRIPSI] GAMBARAN RESILIENSI KOMUNITAS YANG TERDAMPAK BENCANA BANJIR DI DESA SUKAMANAH, KABUPATEN BANDUNG, JAWA BARAT"
"ABSTRAK
Bencana banjir merupakan bencana yang sering terjadi di Indonesia. Terdapat
salah satu desa yang dikatakan paling parah terdampak banjir, yaitu Desa
Sukamanah, daerah Rancaekek. Berdasarkan data awal, Desa Sukamanah setiap
tahunnya terjadi banjir, dan didapatkan bahwa masyarakat yang paling terdampak
banjir adalah masyarakat tani Desa Sukamanah yang merupakan suatu komunitas.
Untuk mengatasi risiko dari bencana banjir, penting untuk melakukan
pengembangan resiliensi komunitas. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui gambaran resiliensi komunitas pada masyarakat tani Desa Sukamanah
terdampak banjir dalam menghadapi bencana banjir Desa Sukamanah yang dilihat
dari kelima aspek resiliensi komunitas dari Novianty (2011), diantaranya
pengetahuan komunitas, keterlibatan komunitas, kemampuan melakukan
perubahan dan bangkit setelah bencana, kepercayaan terhadap pemerintah dan
aparat desa, serta ketersediaan jaringan sosial.
Penelitian yang dilakukan adalah penelitian kualitatif dengan perspektif
kebencanaan dan komunitas. Rancangan penelitian yang digunakan adalah
kualitatif deskriptif. Adapun teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah
snowball sampling. Sebanyak 6 partisipan berpartisipasi dalam penelitian ini, yang
terdiri dari buruh tani, pemilik lahan tani, dan pemilik usaha tani. Panduan
wawancara dirancang dengan mengadaptasi alat ukur Novianty (2011) dan
wawancara dilakukan secara online melalui telepon Whatsapp.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa bencana banjir sudah terjadi sejak tahun
1980 dan berbagai dampak dirasakan oleh masyarakat tani. Resiliensi komunitas
masyarakat tani Desa Sukamanah terlihat dari lima aspek resiliensi komunitas,
diantaranya 1) memiliki pengetahuan kebencanaan banjir dan pengetahuan ekologi
lokal, serta melakukan pertukaran informasi melalui berbagai sumber pengetahuan
untuk memperoleh pengetahuan, 2) melakukan berbagai tindakan untuk merespon
bencana banjir. Walaupun memiliki rasa kebersamaan yang kuat, tetapi keterlibatan
komunitas masih kurang untuk menangani bencana banjir secara bersama, 3)
masyarakat tani dapat bertani kembali dan mengatasi bencana banjir, namun belum
dapat menanggulangi bencana banjir secara permanen, 4) masyarakat tani dirasa
cukup percaya kepada pemerintah dan aparat desa, dan 5) masyarakat tani memiliki
jaringan sosial untuk merespon dan pulih dari bencana banjir, serta sebagian mereka
melakukan antisipasi ketika jaringan yang mereka miliki kurang memenuhi
kebutuhan mereka. Terdapat temuan lainnya yaitu, resiliensi komunitas ditentukan
oleh lapisan macrosystem dan dipengaruhi oleh religiusitas, banyaknya mengalami
bencana banjir, usia, keberagaman mata pencaharian dan sumber pendapatan, serta
budaya.
Kata kunci: bencana banjir, resiliensi komunitas, masyarakat tani, kualitatif"
No copy data
No other version available