Text
[TESIS] FAKTOR RISIKO DAN PROTEKTIF PEKERJA PENGGUNA NARKOBA YANG MENJALANI REHABILITASI DI BNNP JAWA BARAT"
"ABSTRAK
Positive Psychotherapy adalah pendekatan terapi yang didasari oleh prinsip PERMA (positive emotions, engagement, relationship, meaning, dan accomplishment) dan kekuatan karakter. Positive Psychotherapy telah terbukti memberikan manfaat terhadap kepuasan hidup, yaitu penilaian terhadap kehidupan seseorang yang diukur berdasarkan kesesuaian dengan harapan dan kemiripan dengan kehidupan yang mereka anggap ideal, yang dapat menjadi salah satu indikator kesehatan mental. Salah satu populasi yang rentang mengalami ketidakpuasan terhadap kehidupannya adalah tunanetra yang merupakan jenis disabilitas kedua terbanyak di Indonesia. Tunanetra mengalami berbagai permasalahan dalam aspek kehidupan yang berpengaruh terhadap kepuasan hidupnya. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kepuasan hidup adalah dengan Positive Psychotherapy. Namun, peneliti belum menemukan rancangan Positive Psychotherapy yang sesuai dengan kondisi tunanetra sehingga tujuan penelitian ini adalah melakukan adaptasi rancangan Positive Psychoterapy untuk meningkatkan kepuasan hidup tunanetra. Penelitian ini berupa pilot study dan menggunakan rancangan embedded-mixed method. Penelitian ini melibatkan lima orang partisipan tunanetra di BRSPDSN Wyata Guna Bandung, yang diperoleh dengan teknik convenience sampling. Data kualitatif terkait PERMA dan evaluasi program diperoleh selama proses adaptasi dan diolah menggunakan thematic analysis. Adapun data kuantitatif diperoleh dari pre-test dan post-test kepuasan hidup yang diukur menggunakan Satisfaction with Life Scale (SWLS). Proses adaptasi yang dilakukan mengikuti Guidelines for the Cultural Adaptation of Positive Psychology Interventions yang terdiri dari empat fase yaitu: 1) fase inventory, di mana peneliti melakukan pengumpulan data yang relevan dengan partisipan penelitian melalui studi literatur dan wawancara; 2) fase adaptasi, di mana peneliti melakukan translasi, penyesuaian teknik latihan, dan expert review; 3) fase implementasi, di mana peneliti melakukan uji coba rancangan Positive Psychotherapy yang telah disesuaikan dengan kondisi tunanetra. Berdasarkan hasil implementasi, diperoleh bahwa komponen PERMA yang paling sering dihayati adalah positive emotions dan relationship. Sedangkan komponen yang paling sedikit adalah accomplishment; dan 4) fase evaluasi, di mana peneliti memperoleh evaluasi dari peneliti, evaluasi reaksi dari partisipan, dan evaluasi dari pemangku kepentingan. Berdasarkan hasil evaluasi, tunanetra merasa bahwa konten Positive Psychotherapy menarik dan bermanfaat serta latihan yang diberikan sesuai dengan kondisi mereka. Adapun berdasarkan Wilcoxon Signed Rank Test dengan α 5%, diperoleh hasil bahwa terdapat perbedaan skor SWLS sebelum dan sesudah dilakukan implementasi Positive Psychotherapy pada tunanetra (P-value 0.042). Selisih skor post-test - pre-test adalah positif sehingga perubahan yang terjadi berupa peningkatan.
Kata Kunci: Positive Psychotherapy, Adaptasi, PERMA, Kepuasan Hidup, Tunanetra."
No copy data
No other version available