Text
[SKRIPSI] GAMBARAN SPIRITUAL WELL-BEING PADA REMAJA DARI KELUARGA SINGLE PARENT
"ABSTRAK
Keluarga merupakan sistem terkecil di dalam lingkup sosial yang terdiri dari dua atau lebih orang dengan hubungan interpersonal. Keluarga memiliki peran dalam perkembangan anak dan pola pikir anak. Dalam keluarga, peran orang tua juga sangatlah penting, yaitu membimbing, membesarkan, serta memenuhi kebutuhan anak. Namun, menjalankan peran orang tua tidaklah mudah, terlebih jika sebuah keluarga hanya memiliki satu orang tua saja atau single parent. Menjadi single parent akan memunculkan berbagai tantangan yang akan berdampak kepada pengasuhan anak, terlebih jika anak tersebut menginjak usia remaja. Dampak yang dimunculkan adalah kesejahteraan anak yang lebih rendah. Salah satunya adalah kesejahteraan spiritual di mana penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa pola asuh orang tua merupakan faktor penting dalam pembentukan kesejahteraan spiritual. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori spiritual well-being oleh Ellison (1983). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana gambaran kesejahteraan spiritual remaja dari keluarga single parent.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif untuk memberi gambaran terkait fenomena yang diteliti. Subjek penelitian merupakan remaja dengan usia 11 – 18 tahun. Alat ukur yang digunakan adalah Spiritual Well-Being Scale (SWBS) yang mengukur kesejahteraan spiritual yang diambil dari penelitian Mukhabibah et al. (2017) dengan modifikasi oleh peneliti. Reliabilitas dari alat ukur ini adalah sebesar 0.906. Penelitian ini menggunakan data kuantitatif sebagai data utama serta data kualitatif sebagai data penunjang. Subjek dalam penelitian ini berjumlah 32 responden dengan menggunakan teknik convenience sampling.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 75% remaja dari single parent memiliki spiritual well-being (SpWB) yang sedang, 12.5% memiliki SpWB rendah, dan 12.5% memiliki SpWB tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas remaja dari single parent memiliki kehidupan yang belum stabil, ditandai dengan hubungan dengan Tuhan yang tidak stabil dan tingkat kepuasan hidup yang cenderung rendah.
Kata kunci: Spiritual Well-Being, Remaja, Single Parent, Religious Well-Being, Existential well-being"
No copy data
No other version available