Skripsi
Proses pengintegrasian pada narapidana residivis di Lembaga Pemasyarakatan Sukamiskin Bandung Jawa Barat
Penelitian ini menggambarkan tentang faktor yang membuat seorang menjadi residivis. Faktor tersebut dilihat dari serangkaian proses integrasi. Proses integrasi adalah proses mengembalikan narapidana kembali ke dalam masyarakat. Proses integrasi terdiri dari 4 tahap, yaitu : 1. Melihat bagaimana pembinaan yang diberikan kepada narapidana, 2. Melihat bagaimana narapidana menerima pembinaan tersebut, 3. Melihat bagaimana kesiapan masyarakat dan keluarga dalam menerima kembali narapidana, 4. Proses wajib lapor sebagai bentuk pengawasan dan pendampingan terhadap narapidana. Dari keempat tahapan tersebut maka kita dapat melihat dimana kesalahannya sehingga narapidana tidak berhasil kembali ke dalam masyarakat dan mengulangi kembali kesalahannya. Penggunaan pendekatan penelitian kualitatif dan jenis penelitian deskriptif membuat peneliti melakukan pengumpulan data dengan menggunakan teknik wawancara mendalam, observasi non-partisipatif dan studi dokumentasi. Teknik penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik purposive sampling. Purposive sampling adalah sebuah teknik yang digunakan dalam penelitian kualitatif untuk mengidentifikasi dan menyeleksi kekyaan informasi untuk penggunaan yang efektif dari data sumber terbatas. Informan dalam penelitian ini adalah 2 orang petugas lembaga pemasyarakatan, 1 orang petugas badan pemasyarakatan, dan 2 orang narapidana residivis perempuan. Teknik analisis data yang digunakan adalah reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian ini menjelaskan bahwa dari 4 tahapan proses integrasi yang menyebabkan seorang kembali melakukan kesalahan yang sama adalah faktor dari dalam dirinya sendiri. Selama ini pembinaan yang diberikan sudah sangat baik dan sesuai dengan peraturan yang sudah ditetapkan, narapidana juga tidak pernah mendapatkan perlakuan diskriminatif dari keluarga maupun masyarakat yang membuat dia tidak berhasil berbaur dengan masyarakat. Tetapi narapidana tersebut yang belum bisa untuk konsisten terhadap perubahan positif pada dirinya. Dampak positif dari diberikannya pembinaan ini tidak bertahan lama, ketika narapidana keluar dari lembaga pemasyarakatan dan kembali berbaur dengan pertemanan yang tidak baik, narapidana tersebut akhirnya kembali melakukan kesalahan yang sama. Selain itu kurangnya kontrol sosial dari lingkungan yang tidak mengetahui mengenai pergaulan narapidana tersebut akhirnya membuat kurangnya kontrol dan pengawasan kepada narapidana tersebut.
Kata kunci : Proses Integrasi, Narapidana Residivis.
No copy data
No other version available