Skripsi
Kolaborasi Penyediaan Air Bersih Bagi Masyarakat di Kawasan Jakarta Barat
Penelitian ini dilatarbelakangi dengan melihat kebutuhan masyarakat di Jakarta akan air bersih. Dengan semakin menipisnya ketersediaan air bersih di Jakarta tidak lain dikarenakan masalah pencemaran air serta semakin besarnya laju perkembangan penduduk dan industriliasai di Jakarta, mengakibatkan semakin sulitnya masyarakat untuk dapat mengakses air bersih. Sebagai solusi untuk mengatasi hal tersebut, maka Pemerintah Kota Jakarta membangun sebuah organisasi publik yang bergerak dalam usaha pelayanan air bersih bagi masyarakat DKI Jakarta yaitu PAM JAYA, yang berkolaborasi dengan berbagai pihak dalam usaha meningkatkan penyediaan air bersih secara menyeluruh dan berkualitas. Namun pada kenyatannya dalam kolaborasi yang terjalin dalam penyediaan air bersih di kawasan Jakarta Barat masih mengalami berbagai hambatan diikuti dengan pelayanan air bersih yang masih buruk. Dan identifikasi dari penelitian ini adalah “Bagaimana kolaborasi PAM JAYA dengan Berbagai Pihak dalam Penyediaan Air Bersih bagi masyarakat di Kawasan Jakarta Barat ?”. Adapun teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori yang di paparkan oleh Ring and Van De Ven, yang mencakup empat proses berulang untuk mencapai keberhasilan kolaborasi, yaitu berawal dari proses negosiasi kerjasama, diikuti dengan proses komitmen, proses implementasi, dan proses penilaian dari tiap proses tersebut. Hasil penelitian menunjukan bahwa dalam proses kolaborasi penyediaan air bersih di kawasan Jakarta Barat tidak berjalan dengan sinergis, karena sejak awal kolaborasi berlangsung kerjasama yang terjalin antara PAM JAYA dengan PT. PAM Loyannaise Jaya telah mengalami hambatan pada tahap negosiasi Sehingga mempengaruhi tahapan selanjutnya yaitu tahap Komitmen, Implementasi dan Penilaian dan menunjukkan hasil yang buruk. Sedangkan kerjasama antara PAM JAYA dengan PT. PALYJA dan PDAM Tirta Kerta Raharja memberikan dampak yang buruk karena kontrak kerjasama yang bersifat jangka panjang sehingga bersifat tidak dinamis dengan kondisi lingkungan dan masyarakat yang ada di Jakarta. Jadi dapat disimpulkan bahwa kolaborasi dalam penyediaan air bersih di kawasan Jakarta Barat gagal. Kata Kunci : Kolaborasi, Penyediaan Air Bersih.
No copy data
No other version available