Skripsi
Penyelenggaraan Peringatan Hari Raya Trisuci Waisak di Candi Borobudur dan Komodifikasi Budaya dalam Wacana Ekonomi Politik Global
Penyelenggaraan Peringatan Hari Raya Trisuci Waisak di Candi Borobudur dan Komodifikasi Budaya dalam Wacana Ekonomi Politik Global. Program Studi Hubungan Internasional. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Padjadjaran, 2016. Sejak awal milenium baru telah terjadi perkembangan pesat pada sektor industri pariwisata religi yang didorong oleh pergeseran paradigma berwisata pada tataran global. Sebagai respons, Indonesia turut melakukan komodifikasi terhadap penyelenggaraan Hari Waisak di Candi Borobudur. Sejak tahun 2011 mulai diperkenalkan agenda pelepasan lampion sebagai atraksi utama. Inovasi yang mampu mendorong peningkatan jumlah wisatawan yang berkunjung ini di sisi lain menimbulkan problematika. Puncaknya, pada penyelenggaraan tahun 2013 terjadi kericuhan yang menimbulkan pro dan kontra. Hal tersebut diakibatkan oleh kesulitan panitia dalam menertibkan wisatawan yang membludak sehingga merugikan umat Buddha yang sedang beribadah. Penelitian ini ditujukan untuk meneliti pertimbangan - pertimbangan ekonomi politik global yang mempengaruhi proses penentuan kebijakan pariwisata religi pada Hari Waisak. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif dengan teknik analisis wacana. Teori Kritis menjadi dasar teoretis dalam penelitian ini, dengan konsep Komodifikasi Budaya dan Internasionalisasi Negara dan Produksi sebagai alat analisis. Kebijakan pariwisata religi Hari Waisak merupakan subordinasi dari kebijakan pariwisata di lingkungan Candi Borobudur secara keseluruhan. Hal ini berkaitan dengan upaya Pemerintah Indonesia maupun PT TWCB dalam menjadikan Candi Borobudur sebagai pusat dari kegiatan umat Buddha di dunia, di mana salah satu program tersebut terlaksana pada kegiatan peringatan Hari Waisak. Kebijakan pariwisata religi pada Hari Waisak merupakan suatu kebijakan internasionalisasi produksi yang berorientasi untuk memproduksi nilai dalam memenuhi permintaan pasar wisatawan global. Dominasi Thailand dan Kamboja pada ranah pariwisata religi Buddhis di kawasan Asia Tenggara dan keunggulan geografis kawasan Asia Tenggara dengan tingkat populasi umat Buddha yang tinggi menjadi pertimbangan ekonomi-politik di balik kebijakan tersebut. Akan tetapi, hirauan ekonomi politik dan upaya promosi pariwisata internasional masih menjadi wacana dominan dalam berbagai penyelenggaraan peringatan Hari Waisak, sehingga hirauan – hirauan mengenai sakralitas dan makna Hari Waisak itu sendiri belum menjadi wacana yang diperhatikan serta dikembangkan untuk menciptakan kesadaran berpariwisata yang sepatutnya. Kata Kunci: Indonesia, Asia Tenggara, Hari Raya Trisuci Waisak Nasional, Candi Borobudur, Wisata Religi, Komodifikasi Budaya, The Internationalisation of State, The Internationalisation of Production, Hari Waisak.
No copy data
No other version available