Skripsi
Kolaborasi dalam Penanggulangan Balita Gizi Buruk di Kelurahan Cisaranten Kidul Kecamatan Gedebage Kota Bandung
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya fenomena balita gizi buruk di Kota bandung. Di Kota Bandung masih ditemukan kasus gizi buruk pada balita. Permasalahan gizi buruk ini ternyata permasalahan yang cukup serius hingga kini di Kota Bandung. Penanggulangan balita gizi buruk di Kota Bandung yaitu dengan program PMT-Pemulihan. Namun, penanggulangan balita gizi buruk dengan program tersebut tidak efektif. Sebagai solusi dari permasalahan tersebut masyarakat Kelurahan Cisaranten Kidul membuat program OMABA Cooking Center. Program OMABA Cooking Center melibatkan berbagai aktor yaitu pemerintah, swasta dan masyarakat. Aktor-aktor tersebut berkolaborasi untuk menanggulangi masalah balita gizi buruk di wilayah Kelurahan Cisaranten Kidul, Kecamatan Gedebage, Kota Bandung. Namun, dalam kolaborasi tersebut masih mengalami berbagai kendala. Kolaborasi yang dilakukan belum sepenuhnya dikatakan berhasil. Balita gizi buruk di wilayah tersebut masih ada dan belum bisa tertangani secara menyeluruh. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui kolaborasi dalam penanggulangan balita gizi buruk di Kelurahan Cisaranten Kidul Kecamatan Gedebage Kota Bandung. Teori dalam penelitian ini menggunakan teori Mattessich, Murray, dan Monsey (2001) yang terdiri dari enam faktor, yaitu Lingkungan Kolaborasi (Environment), Karakteristik Anggota Kolaborasi (Membership Characteristics), Proses Kolaborasi (process), Komunikasi Kolaborasi (Communication), Tujuan Kolaborasi (Purpose), dan Sumber daya Kolaborasi (Resources). Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif. Teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara mendalam, dan dokumentasi. Teknik keabsahan data dilakukan dengan triangulasi sumber dan triangulasi teknik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kolaborasi dalam penanggulangan balita gizi buruk di Kelurahan Cisaranten Kidul Kecamatan Gedebage Kota Bandung belum berjalan dengan baik yang disebabkan oleh berbagai faktor. Terlihat dari masih kurangnya komitmen dari anggota untuk menjalankan kolaborasi. Pembagian peran dan pedoman kebijakan memang sudah dibuat dengan jelas tapi tidak dijalankan dengan semestinya. Kemampuan beradaptasi anggota kolaborasi masih kurang. Kemudian komunikasi tidak merata ke semua anggota. Selain itu, kelompok kolaborasi masih belum mempunyai sumber dana yang stabil dan terbatasnya tenaga pelaksana.
Kata kunci : Kolaborasi, Balita Gizi buruk.
No copy data
No other version available