Skripsi
Quadruple Helix Collaboration pada Pembangunan Bandung Teknopolis di Sub Wilayah Kota (SWK) Gedebage Kota Bandung
Skripsi ini menggambarkan hasil penelitian mengenai kolaborasi Quadruple Helix antar stakeholder dalam pembangunan Bandung Teknopolis di Sub Wilayah Kota (SWK) Gedebage Kota Bandung. Latar belakang dari penulisan skripsi ini adalah ketertarikan penulis untuk melihat adanya fenomena inovasi pembangunan kawasan Bandung Teknopolis yang menerapkan kolaborasi Quadruple Helix dalam pelaksanaan pembangunannya. Adanya berbagai kepentingan dan persepsi antara stakeholder kolaborasi dapat menyebabkan terjadinya konflik internal dan kurangnya sinergi dalam proses kolaborasi. Berdasarkan Dokumen Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RPJMD Kota Bandung) 2013-2018, Quadruple Helix adalah konsep kolaborasi yang digunakan dalam pembangunan Bandung Teknopolis dimana Pemerintah, Bisnis, Akademisi dan Masyarakat bekerja sama untuk menghasilkan sebuah inovasi. Penelitian ini mencoba untuk memahami bagaimana proses kolaborasi pada pembangunan Bandung Teknopolis terlaksana dengan melihat menggunakan teori aspek-aspek kolaborasi oleh Huxham dan Vangen yang menggambarkan tentang enam proses kolaborasi; yakni mengelola tujuan, kompromi, komunikasi, demokrasi dan kesetaraan, serta kekuasaan dan kepercayaan dan tekad. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Observasi, wawancara mendalam, dan analisis dokumen-dokumen pendukung dilakukan untuk mengumpulkan data. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa pelaksanaan kolaborasi antar stakeholder Pemerintah, Bisnis, Akademisi dan Masyarakat bersama-sama masih belum sinergis dan pelaksanaan kolaborasi Quadruple Helix itu sendiri pun dinilai belum optimal. Penyebab dari hal tersebut yang pertama adalah karena tidak adanya MoU (Memorandum of Understanding) dalam proses kolaborasi, alasan kedua adalah kurangnya koordinasi dan komunikasi antar stakeholder kolaborasi dan alasan ketiga adalah adanya beberapa masalah eksternal seperti penolakan, ketidaksetaraan peran dalam kolaborasi serta kurangnya sosialisasi dan penyebaran informasi yang tidak merata kepada stakeholders terkait dalam pembangunan Bandung Teknopolis di Sub Wilayah Kota (SWK) Gedebage Kota Bandung. Saran penulis mengenai pelaksanaan kolaborasi pada pembangunan Bandung Teknopolis ini adalah untuk dibuatnya MoU yang jelas dan detail terkait pelaksanaan kolaborasi, kemudian melakukan kajian ulang terhadap dokumen acuan pembangunan Bandung Teknopolis agar dapat memaksimalkan pelaksanaan kolaborasi, kemudian mengindahkan dan menerapkan asepk-aspek penting dalam berkolaborasi seperti komunikasi, kompromi, kesetaraan dan kesepahaman.
Kata kunci : Kolaborasi, Quadruple Helix, Bandung Teknopolis, Gedebage.
No copy data
No other version available