Skripsi
Proses Peacebuilding di Siprus Pasca Referendum Annan Plan Tahun 2004
Konflik Siprus menyisakan permasalahan yang hingga saat ini belum bisa diselesaikan di Siprus yaitu perpecahan antara masyarakat Siprus Yunani dan Siprus Turki yang saat ini terbagi ke dalam dua pemerintahan berbeda yaitu Republik Siprus dengan Republik Turki Siprus Utara yang tidak diakui secara internasional. Berbagai upaya dilakukan untuk menyelesaikan permasalahan tersebut salah satunya yaitu melalui Annan Plan yang merupakan inisiatif dari Sekretaris Jenderal PBB Kofi Annan dimana permasalahan Siprus akan diselesaikan melalui reunifikasi. Namun melalui referendum yang dilakukan terhadap kedua masyarakat, kembali terjadi perbedaan pendapat dimana Siprus Yunani menolak proposal Annan Plan sementara Siprus Turki mendukungnya. Karena itu, proses peacebuilding di Siprus pasca referendum Annan Plan menjadi sangat penting agar kegagalan tersebut tidak terulang dalam proses perdamaian selanjutnya. Dalam penelitian ini, digunakan teori konstruktivisme serta konsep-konsep meliputi peacebuilding, peacekeeping dan peacemaking dengan metode penelitian kualitatif deskriptif untuk memaparkan seperti apa proses peacebuilding yang dilakukan di Siprus. Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses peacebuilding di Siprus pasca referendum Annan Plan membentuk identitas kolektif sebagai bangsa Siprus (Cypriot) melalui berbagai kegiatan yang menitikberatkan pada keterlibatan masyarakat antara lain pembentukan Technical Committe on Cultural Heritage, program UNDP Partnership for the Future (UNDP-PFF) dan UNDP Action for Cooperation and Trust (UNDP-ACT). Program-program tersebut memberi dampak positif terhadap confidence-building dan perwujudan positive peace antara kedua etnis. Dalam penelitian ini ditemukan pula bahwa proses peacebuilding juga membantu upaya peacekeeping dan peacemaking di Siprus. Kata Kunci: Konflik Siprus, peacebuilding, positive peace, pembentukan identitas, referendum Annan Plan
No copy data
No other version available