Thesis
Hubungan Mouth Breathing dengan Sleep-disordered Breathing pada Anak
Hubungan Mouth Breathing dengan Sleep-disordered Breathing pada Anak
Aliannisya Fatma - 160421190005
ABSTRAK
Mouth breathing merupakan salah satu kebiasaan buruk yang paling banyak
terjadi pada anak dan dianggap sebagai kebiasaan bernapas yang tidak normal.
Penyebab utama dari sebagian besar kasus mouth breathing adalah adanya jalan
napas melalui hidung yang terhambat. Mouth breathing merupakan faktor etiologi
terjadinya gangguan pernapasan saat tidur atau sleep-disordered breathing (SDB)
pada anak. Penderita SDB sebagian besar tidak menyadari atau tidak memperdulikan
adanya gangguan tersebut dan masih dianggap sebagai suatu hal yang biasa dan tidak
berbahaya. Kesulitan dalam mendeteksi SDB merupakan tantangan bagi seluruh
tenaga medis karena gangguan ini merupakan salah satu kondisi yang cukup
berpengaruh terhadap morbiditas dan mortalitas penderitanya. Penegakan diagnosis
SDB dapat dilakukan secara subjektif melalui anamnesis, pemeriksaan klinis, dan
penggunaan kuesioner Pediatric Sleep Questionnaire (PSQ).
Penelitian dilakukan di 3 Sekolah Dasar Negeri di Kota Bandung, yaitu SDN 001
Merdeka, SDN 062 Ciujung, dan SDN 054 Tikukur. Penelitian diawali dengan
melakukan pemeriksaan klinis terhadap 343 anak yang terdiri dari 193 anak laki-laki
dan 150 anak perempuan yang berusia 8-9 tahun untuk mendeteksi adanya kebiasaan
mouth breathing. Penelitian kemudian dilanjutkan dengan pengisian kuesioner
Pediatric Sleep Questionnaire (PSQ) melalui google form oleh seluruh orang tua
murid yang sebelumnya sudah diberikan pengarahan dan penyuluhan secara daring
melalui aplikasi zoom meeting.
Berdasarkan pemeriksaan klinis yang dilakukan, didapatkan 95 anak (27,7%)
memiliki kebiasaan mouth breathing. Anak dengan kebiasaan mouth breathing
memiliki skor PSQ dengan nilai rata-rata (15,55), nilai median (19,05), dan nilai
rentang (4,54-58,82) lebih tinggi dibandingkan dengan skor PSQ anak tanpa
kebiasaan mouth breathing. Sebanyak 41,1% anak dengan mouth breathing
tergolong mengalami SDB dengan angka risiko relatif (RR) = 4,24.
Simpulan dari penelitian ini adalah terdapat hubungan mouth breathing dengan
sleep-disordered breathing pada anak. Anak dengan kebiasaan mouth breathing
mempunyai risiko 4,24 kali lebih tinggi mengalami sleep-disordered breathing
(SDB).
Kata Kunci: mouth breathing, sleep-disordered breathing, Pediatric Sleep
Questionnaire
No copy data
No other version available