Thesis
HUBUNGAN KADAR 25(OH)D SERUM DENGAN LESI ORAL PADA PASIEN HIV/AIDS
Pendahuluan : Human immunodeficiency virus (HIV) adalah lentivirus yang
sangat menular (keluarga retroviridae) yang menyebabkan kondisi berpotensi
mengancam jiwa dengan sindrom defisiensi imun (AIDS) menjadi masalah
kesehatan utama di seluruh dunia termasuk Indonesia. Terapi antiretroviral (ARV)
telah merubah riwayat infeksi HIV secara dramatis dengan mengurangi tingkat
morbiditas dan mortalitas AIDS meskipun sampai sekarang ARV tidak dapat
memberantas HIV. Penelitian di berbagai negara menunjukkan 60-90% penderita
HIV/AIDS memiliki sekurang-kurangnya satu lesi di dalam rongga mulut selama
perjalanan penyakitnya. Tujuan: Menganalisis perbedaan kadar vitamin D pada
pasien HIV-AIDS dengan dan tanpa ARV serta hubungannya dengan lesi oral.
Metode: Jenis penelitian adalah cross sectional. Subjek penelitian adalah pasien
HIV-AIDS dengan ARV dan tanpa ARV. Kadar vitamin D diperiksa dengan
Enzyme Linked Immuno Assay (ELISA). Data yang diperoleh diolah secara
statistik dengan uji Chi-Square. Hasil: Subjek penelitian terdiri dari 32 orang
pasien HIV-AIDS dengan ARV dan 33 orang tanpa ARV, 63,1% laki-laki dan
36,9% perempuan dengan kelompok usia tertinggi 25-49 tahun (53,3%). Kadar
vitamin D pada pasien HIV dengan ARV dan tanpa ARV lebih rendah bermakna
dibandingkan pasien HIV Individu Sehat (p0,05). Pasien HIV
yang mengalami defisiensi vitamin D sebesar 40,4% mengalami kejadian lesi oral
hampir sama pada yang normal vitamin sebesar 46,2% mengalami kejadian lesi
oral, secara uji statistik nilai p sebesar 0,706 (>0,05), ini artinya tidak terdapat
hubungan signifikan antara kadar vitamin D dengan kejadian lesi oral.
Kesimpulan: Kadar vitamin D lebih rendah secara signifikan pada pasien HIV-
AIDS dengan ARV dibandingkan tanpa ARV. Pasien HIV-AIDS dengan ARV
memiliki kejadian lesi oral lebih rendah signifikan dibanding tanpa ARV. Kadar
vitamin D pada pasien HIV-AIDS dengan ARV secara signifikan berhubungan
dengan lesi oral namun tidak berhubungan signifikan dengan masing-masing jenis
lesi oral.
Kata kunci: HIV-AIDS, vitamin D, 25(OH)D, ARV, lesi oral
No copy data
No other version available