Thesis
Hubungan Kadar Vitamin E Pada Saliva Dan Serum Dengan CD4 Pasien HIV
ABSTRAK
Pendahuluan: Human Immunodeficiency virus (HIV) dan Acquired Immune
Deficiency Syndrome (AIDS) masih merupakan masalah global termasuk di
Indonesia. Selama infeksi HIV, terjadi penurunan jumlah sel T CD4 yang
mempengaruhi imunologik. Salah satu penyebab menurunnya sistem imun adalah
kekurangan nutrisi. Pasien HIV/AIDS cenderung mengalami defisiensi vitamin E.
Tujuan: Menganalisis perbedaan kadar vitamin E pada saliva dan serum pasien
HIV dengan ART, tanpa ART serta individu sehat serta melihat hubungan kadar
vitamin E pada saliva dan serum dengan jumlah CD4 pasien HIV/AIDS. Metode:
Jenis penelitian ini adalah cross sectional. Subjek penelitian adalah pasien
HIV/AIDS dengan ART, tanpa ART serta pasien non HIV sebagai kontrol. Kadar
vitamin E pada saliva dan serum diperiksa dengan Enzyme Linked Immunosorbent
Assay (ELISA). Data yang diperoleh diolah secara statistik dengan uji Mann
Whitney Hasil: Subjek sebanyak 85 orang, 30 orang pasien HIV dengan ART, 30
orang pasien tanpa ART serta 25 orang pasien non HIV. Jumlah CD4 pasien HIV
terbanyak adalah rentang ≥200 sel/mm3 (77%). Median kadar vitamin E saliva
pasien HIV dengan ART sebesar 1,4367 μmol/L, pada pasien HIV tanpa ART
sebesar 2,5533 μmol/L, sedangkan pasien sehat sebesar 3,2840 μmol/L. Kadar
vitamin E serum di bawah nilai normal pada pasien HIV dengan ART sebesar 83%,
sedangkan pada pasien HIV non ART 67% dan pada pasien non HIV 16%.
Kesimpulan: Kadar vitamin E pada saliva dan serum kelompok pasien HIV tanpa
ART lebih besar dibandingkan dengan kelompok pasien HIV dengan ART. Tidak
terdapat korelasi antara jumlah CD4 dengan kadar vitamin E dalam saliva dan
serum baik secara keseluruhan maupun pada pasien HIV dengan ART dan tanpa
ART (p>0,05). Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara kadar vitamin E
saliva dan serum dengan status gizi pasien sehat, HIV dengan ART serta tanpa ART
nilai (p>0,05).
Kata kunci: CD4, HIV/AIDS, vitamin E
No copy data
No other version available