Skripsi
Ketinggian Tulang Kortikal Mandibula Pada Penderita Bruxism berdasarkan Mental Index
Pendahuluan: Bruxism didefinisikan sebagai kebiasaan oral berupa parafungsional dari gigi , suatu kebiasaan tanpa disadari dan berulang serta tidak beraturan (spasmodik) berupa grinding atau clenching, selain dari gerakan pengunyahan mandibula yang akan mengarah pada trauma oklusi. Aktivitas grinding dan clenching dapat mengakibatkan perubahan pada tulang dengan adanya resorpsi dan aposisi. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis perbedaan ketinggian tulang kortikal mandibula antara penderita bruxism dan bukan penderita bruxism. Metode: Penelitian ini bersifat analitik dengan pendekatan cross-sectional. Sampel yang diambil terbagi menjadi dua kelompok, masing-masing 30 sampel radiografi panoramik digital penderita bruxism dan bukan penderita bruxism. Penelitian dilakukan dengan mengukur ketinggian tulang kortikal mandibular pada radiograf panoramik digital berdasarkan Mental index (MI). Hasil: Berdasarkan uji independent t test menunjukan bahwa rata-rata ketinggian tulang kortikal mandibula penderita br uxism 4,377 mm dan kelompok kontrol 4,312 mm, dengan p>0,05 menunjukan hasil yang tidak signifikan. Pembahasan: Tingkat remodeling pada tulang kortikal sangat lambat dan berlangsung hanya < 5% setiap tahun. Modulus elastisitas tulang kortikal lebih tinggi daripada kekuatan tekanan oklusal yang dihasilkan bruxism, sehingga tekanan tersebut tidak memicu terjadinya perubahan pada struktur tulang kortikal. Simpulan: Tekanan yang disebabkan oleh bruxism tidak menyebabkan perubahan pada ketinggian tulang kortikal mandibula.
No copy data
No other version available