Skripsi
Gambaran Dental Anxiety pada Anak Tunarungu di SLB Kota Bandung
Pendahuluan: Kunjungan ke dokter gigi sering dianggap sebagai situasi yang menyeramkan terutama bagi anak sehingga menimbulkan kecemasan yang disebut dental anxiety. Kecemasan tersebut menjadi alasan untuk menghindar dan menolak perawatan. Anak tunarungu memiliki gangguan pendengaran sehingga mengalami kesulitan untuk berkomunikasi dan memahami situasi di lingkungan sekitar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran dental anxiety pada anak tunarungu. Metode: Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif dengan teknik survey. Enam SLB dipilih dari total enam wilayah di Kota Bandung menggunakan metode stratified random sampling. Partisipan penelitian dikumpulkan menggunakan teknik total sampling berdasarkan kriteria penelitian. Data dental anxiety diambil menggunakan kuesioner Modified Child Dental Anxiety Scale with Faces (MCDASf). Hasil: Hasil penelitian pada 51 anak tunarungu dari enam sekolah luar biasa di Kota Bandung yang terdiri dari 29 anak laki-laki dan 22 anak perempuan menunjukkan sebanyak 37 anak (72,6%) memiliki dental anxiety sedang, 9 anak (17,6%) memiliki dental anxiety rendah, dan 5 anak (9,8%) memiliki dental anxiety tinggi berdasarkan skor MCDASf. Simpulan: Dental anxiety mayoritas anak tunarungu di SLB Kota Bandung termasuk kategori sedang. Tingkat dental anxiety secara umum menurun seiring bertambahnya usia.
No copy data
No other version available