Skripsi
KORELASI TINGGI BIBIR ATAS DENGAN TINGGI GIGI INSISIVUS SENTRAL ATAS PADA RAS DEUTRO-MELAYU UNTUK APLIKASI CRANIOFACIAL RECONSTRUCTION (CFR)
Pendahuluan: Estimasi wajah merupakan bagian penting sebagai salah satu identifikasi identitas individu yang belum diketahui. Hai ini dapat dilakukan dengan teknik rekonstruksi kraniofasial untuk mendapatkan gambaran morfologi wajah. Wajah memiliki komponen penting diantaranya adalah mulut yang terdiri dari bibir. Bibir atas terdukung oleh gigi anterior maksila, diantaranya gigi insisivus sentral. Metode: Jenis penelitian ini adalah analitik korelasi, penelitian ini dilakukan dengan pengukuran langsung pada 121 responden. Tinggi gigi insisivus sentral kanan dan kiri diukur dari garis servikal hingga insisal dan tinggi bibir diukur dari labial superior hingga stomion. Korelasi Pearson digunakan untuk melihat korelasi antar variabel. Hasil: Perhitungan korelasi antara tinggi gigi insisivus sentral 21 dengan tinggi bibir atas adalah adalah 0,231 dan korelasi Pearson tinggi gigi insisivus sentral 11 dengan tinggi bibir atas adalah 0,209. Pada perempuan dengan variabel tinggi gigi insisivus sentral 21 dengan tinggi bibir atas adalah 0,163 dan pada variabel tinggi gigi insisivus sentral 11 dengan tinggi bibir atas adalah 0,115. Sedangkan pada laki-laki dengan variabel tinggi gigi insisivus sentral 21 dengan tinggi bibir atas adalah 0,422 dan pada variabel tinggi gigi insisivus sentral 11 dengan tinggi bibir atas adalah 0,450. Pembahasan: Tinggi bibir akan dipengaruhi oleh tinggi gigi insisivus, hal ini karena adanya hubungan antara jaringan lunak dengan jaringan keras. Simpulan: Terdapat hubungan antara tinggi bibir atas dengan tinggi gigi insisivus sentral pada subras Deutro-melayu.
No copy data
No other version available