Skripsi
Hubungan Usia Kronologis Dengan Ketebalan Dentin Koronal Gigi Kaninus Pada Radiograf Dengan Aplikasi Imagej Pada Subras Deutero-Melayu
Pendahuluan: Estimasi usia memegang peran penting dalam identifikasi individu dan dapat dilakukan dengan cara mengukur ketebalan dentin koronal pada radiograf. Dentin sekunder dideposisikan oleh odontoblast seumur hidup dan menyebabkan reduksi ruang pulpa, sehingga perubahan ini dapat dijadikan indikator untuk mengestimasi usia. Metode: Jenis penelitian ini adalah analitik korelasi, penelitian ini menggunakan 370 radiograf CBCT gigi kaninus yang terdiri dari 203 gigi perempuan dan 167 gigi laki-laki usia 11-60 tahun, sampel gigi tidak dalam keadaan patologis, foramen apikal tertutup dan tidak menggunakan alat cekat maupun prostetik. File CBCT dibuka melalui ImageJ dalam bentuk data DICOM. Ketebalan dentin koronal diukur dari garis yang ditarik dari DEJ pada puncak bonjol ke puncak tanduk pulpa. Korelasi Pearson digunakan untuk melihat hubungan antara usia dan ketebalan dentin koronal. Hasil: Penghitungan ketebalan dentin koronal gigi kaninus menghasilkan koefisien korelasi sebesar 0.904 pada seluruh sampel, koefisien korelasi pada laki-laki sebesar 0.918 dan koefisien korelasi pada perempuan adalah 0.893. Nilai rata-rata ketebalan dentin laki-laki sebesar 8.579 mm dan rata-rata ketebalan dentin perempuan sekitar 8.482 mm. Pembahasan: Ketebalan dentin koronal meningkat seiring dengan bertambahnya usia, hal ini dikarenakan adanya deposisi dentin sekunder oleh odontoblast. Rata-rata ketebalan dentin koronal pada laki-laki lebih besar daripada perempuan. Nilai ketebalan dentin koronal dipengaruhi oleh usia dan jenis kelamin, selain itu ketebalan dentin dapat juga dipegaruhi oleh ukuran mahkota, genetik dan kebiasaan makan Simpulan: terdapat hubungan antara usia kronologis dan ketebalan dentin koronal gigi kaninus pada subras Deutero-Melayu.
No copy data
No other version available