Skripsi
Gambaran Pola Rugae Palantina pada Anak Usia 7-9 Tahun di Sekolah Dasar Negeri Haurpancuh Kota Bandung
Identifikasi forensik pada jenazah korban bencana dapat dilakukan melalui metode identifikasi tampilan visual, penggunaan rekam dental, analisis sidik jari, rekam DNA, sidik bibir (cheiloscopy), sidik gigi (ameloglyphics), radiografi, ilmu fotografi, dan rugae palatina. Rugae palatina manusia digunakan sebagai penanda baru dalam bidang forensik karena sifatnya yang unik dan beragam pada tiap individu, stabil, dan terlindung dari trauma, suhu tinggi, dan dekomposisi.
Metode penelitian adalah survei deskriptif dengan teknik purposive sampling. Sampelnya sebanyak 74 foto rahang atas anak berusia 7-9 tahun pada populasi SDN Haurpancuh Kota Bandung. Rahang atas sampel difoto dengan bantuan cermin intraoral kemudian bentuk rugae palatina dilihat menurut klasifikasi rugae palatina oleh Martin Dos Santos.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa gambaran pola rugae palatina secara keseluruhan pada anak usia 7-9 tahun di SDN Haurpancuh, Kecamatan Coblong, Kota Bandung adalah sinuous. Frekuensi mayoritas bentuk rugae palatina dari setiap sampel anak laki-laki maupun perempuan usia 7, 8, dan 9 tahun juga merupakan sinuous.
Simpulan penelitian bahwa pola rugae palatina pada anak usia 7-9 tahun di SDN Haurpancuh Kota Bandung adalah sinuous, sedangkan yang paling sedikit terlihat adalah bentuk anomaly.
No copy data
No other version available