Skripsi
Gambaran Prevalensi Myofascial Pain Syndrome Pada Pasien Bruxism Di Klinik Ppdgs Prostodonsia Rsgm Unpad
Bruxism adalah aktifitas parafungsional berupa grinding gigi, atau kebiasaan oral yang terdiri dari bunyi kertak tidak teratur non fungsional, grinding atau clenching gigi. Berbagai aktivitas abnormail gigi pada bruxism berpotensi mengakibatkan timbulnya myofascial pain syndrome pada otot wajah pada pasien bruxism. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui prevalensi myofascial pain syndrome pada otot wajah pada pasien bruxism.
Penelitian dilakukan dengan metode deskriptif sederhana dengan teknik pengamblan sampel purposive sampel . Data merupakan data sekunder rekam medis pasien yang mengalami bruxism dan datang ke Klinik Program Pendidikan Dokter Gigi Spesialis (PPDGS) prostodonsia RSGM Unpad, Bandung, Indonesia dari April 2017 hingga Mei 2017 dikumpulkan dan dipindai untuk myofasial pain syndrome dengan manifestasi klinis otot pengunyah. Semua data kemudian dihitung dan dikategoikan berdasarkan karakteristik demografis.
Hasil penelitian ini memeprlihatkan bahwa dari 27 pasien bruxism ( 7 laki-laki, 20 perempuan) yang datang ke klinik PPDGS RSGM Unpad, 12 sampel atau 44.4 % memiliki diagnosis bruxism dan myofasial pain syndrome. Berdasarkan rentang usia, 11 pasien atau 91.6 % pasien bruxism dan myofasial pain syndrome di derita rentang usia 21-29 tahun. Selain itu, dari 12 pasien tersebut, 10 pasien atau 83.3% diantaranya adalah perempuan.
Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa myofascial pain syndrome pada otot wajah lebih sering terjadi pada pasien yang berusia kurang dari 30 tahun, dan lebih sering terjadi pada pasien perempuan dibandingkan laki-laki..
No copy data
No other version available