# /var/www/slims9/lib/SearchEngine/SearchBiblioEngine.php:685^ "Engine ⚙️ : Idoalit\SlimsEnterprise\LibraryManagement\UlimsSearchEngine"
^ "SQL ⚒️"
^ array:2 [ "count" => "select count(sb.biblio_id) from search_biblio as sb where sb.opac_hide=0 and ((match (sb.author) against (:author in boolean mode)))" "query" => "select sb.biblio_id, sb.title, sb.node, sb.node_id, sb.author, sb.topic, sb.image, sb.isbn_issn, sb.publisher, sb.publish_place, sb.publish_year, sb.labels, sb.input_date, sb.publish_year, sb.edition, sb.collation, sb.series_title, sb.call_number from search_biblio as sb where sb.opac_hide=0 and ((match (sb.author) against (:author in boolean mode))) order by sb.last_update desc limit 50 offset 40" ]
^ "Bind Value ⚒️"
^ array:1 [ ":author" => "'+Haryanto, Iyan; Djadjang Jedi S.; Lucky Lukmantara'" ]
TANGGAL ENTRY : 12/10/2010
016409 TANGGAL ENTRY : 26/12/2005
NPM : A10.00.106 Kode Skripsi : 077-04 Jenis Skripsi : Legal Memorandum
NPM : A10.01.214 Kode Skripsi : 259-08 Jenis Skripsi : Skripsi
NPM : A10.91.103 Kode Skripsi : 008-97 Jenis Skripsi : Skripsi
NPM : AXO05740 Kode Skripsi : 368-10 Jenis Skripsi : Skripsi
NPM : AXO.03.352 Kode Skripsi : 126-08 Jenis Skripsi : Skripsi
NPM : 1101100801 Kode Skripsi : 019-13 Jenis Skripsi : Legal Memorandum
NPM : 110090267 Kode Skripsi : 131-14 Jenis Skripsi : Legal Memorandum
NPM : AXO.04.627 Kode Skripsi : 059-08 Jenis Skripsi : Skripsi
NPM : 110100416 Kode Skripsi : 456-14 Jenis Skripsi : Study Kasus
NPM : A10050022 Kode Skripsi : 228-11 Jenis Skripsi : Skripsi
NPM : 110100377 Kode Skripsi : 417-14 Jenis Skripsi : Skripsi
NPM : AXO.04.592 Kode Skripsi : 202-08 Jenis Skripsi : Skripsi
0110795 TANGGAL ENTRY : 08/02/2006
TANGGAL ENTRY : 21/01/2012
Pendahuluan: Prosedur sinus lift merupakan prosedur standar yang dilakukan pada regio posterior maksila atrofi sebelum penempatan implan gigi dengan perforasi membran sinus sebagai salah satu komplikasi yang dapat terjadi akibat keberadaan septa sinus maksilaris. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui teknik dan modifikasi sinus lift terbaru yang tersedia untuk pasien dengan septa si…
Predileksi tumor rahang paling tinggi adalah berlokasi di mandibula. Tata Laksana Tumor pada mandibula salah satunya adalah reseksi. Reseksi akan mengakibatkan diskontinusitas pada rahang dan gangguan sistem stomatognati salah satunya adalah penurunan fungsi motorik otot penguyahan. Elektroneuromoiografi (ENMG ) merupakan salah satu jenis pemeriksaan Neutral Conduction Stydy (NCS) berddasarkan…
Celah bibir merupakan salah satu kelainan kongenital yang paling sering terjadi pada daerah kepala dan leher. Teknik yang sering digunakan dalam labioplasti adalah Millard rotation-advancement dengan keuntungan penutupan celah tanpa ketegangan berlebihan, re-aproksimasi orbicularis oris, pembentukan cupid’s bow, menciptakan filtrum dan mereposisikan ala nasi serta ditemukannya simetrisit…
Introduction: The third molars (M3) are the most frequently impacted teeth because they are the last to erupt, so they often don’t get enough space to erupt due to restrained by the other’s teeth. The characteristics of impacted M3 teeth can be different for each person. This study aims to provide a description of maxillary M3 impaction based on age, sex, classification, treatment, and …
Pendahuluan: Maloklusi dan deformitas dentofasial merupakan kelainan dentoskeletal yang umum ditemukan di masyarakat. Umumnya kelainan tersebut dapat diatasi dengan reposisi gigi ortodontik. Namun pada keadaan tertentu bedah ortodontik perlu dilakukan. Osteotomi Le Fort I merupakan tindakan bedah ortognatik yang umum dilakukan karena relatif aman dan sederhana. Walaupun begitu, tindakan ini…
Pencabutan adalah bagian dari perawatan gigi yang harus dikuasai oleh mahasiswa kedokteran gigi, mengingat keberadaan gigi yang sudah tidak dapat dirawat dan dipertahankan lagi menjadi kejadian yang umum ditemui dalam situasi klinis. Pencabutan juga menjadi bagian terapi ortodontik. Oleh sebab itu, keberadaan buku yang khusus mengupas tentang eksodonsia menjadi suatu kebutuhan penting baik bagi…
Salah satu tahap dalam pengembangan obat adalah formulasi untuk mendapatkan formula yang optimum. Dengan formula yang optimum maka kualitas sediaan baik dan memenuhi parameter-parameter baku. Tahap ini dilakukan melalui eksperimen laboratorium yang umunya cukup memakan waktu. Untuk mengatasi hal tersebut dapat dilakukan pendekatan menggunakan piranti lunak dengan teknologi komputer yaitu Design…