# /var/www/slims9/lib/SearchEngine/SearchBiblioEngine.php:685^ "Engine ⚙️ : Idoalit\SlimsEnterprise\LibraryManagement\UlimsSearchEngine"
^ "SQL ⚒️"
^ array:2 [ "count" => "select count(sb.biblio_id) from search_biblio as sb where sb.opac_hide=0 and ((match (sb.author) against (:author in boolean mode)))" "query" => "select sb.biblio_id, sb.title, sb.node, sb.node_id, sb.author, sb.topic, sb.image, sb.isbn_issn, sb.publisher, sb.publish_place, sb.publish_year, sb.labels, sb.input_date, sb.publish_year, sb.edition, sb.collation, sb.series_title, sb.call_number from search_biblio as sb where sb.opac_hide=0 and ((match (sb.author) against (:author in boolean mode))) order by sb.last_update desc limit 50 offset 0" ]
^ "Bind Value ⚒️"
^ array:1 [ ":author" => "'+Fayyadl'" ]
"Kematian" logosentrisme mengawali lahirnya dunia baru tampa pusat, tampa subjek, tanpa ontologi, tanpa sandaran makna dan kebenaran. Inilah dunia yang mengajarkan kita untuk liyaning liyan, menghormati yang-beda dalam keberdaannya dan yang lain dalam kelainnya.
Bila Teologi negatif membuat iman kita bergetar dengan pertanyaan besaar "Bagaimana mengungkapkan ia yang tak terungkapkan?" ia juga membuat kita kembali merenung :